Pertama Kali Di Dunia

No Comments





Kerusuhan sepakbola di Indonesia bukan hanya sebagai fenomena, namun sudah menjadi budaya. Imbasnya adalah final Liga Djarum Indonesia (LDI) XIII tanpa penonton yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (10/2) malam merupakan sejarah memalukan bagi persepakbolaan Indonesia.

Kerusuhan sepakbola di Indonesia bukan hanya sebagai fenomena, namun sudah menjadi budaya. Imbasnya adalah final Liga Djarum Indonesia (LDI) XIII tanpa penonton yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (10/2) malam merupakan sejarah memalukan bagi persepakbolaan Indonesia.

Usia persepakbolaan Indonesia yang sudah mencapai 78 tahun sejak didirikannya PSSI tahun 1930, adalah usia yang sudah tua dalam merancang sebuah pertandingan yang bermutu. Tetapi kenyataannya berbeda, dalam usia yang matang persepakbolaan di tanah air masih jalan di tempat.

Sejak didirikan 1930, kompetisi sepakbola di tanah air sudah dimulai tahun 1931. Pada 1944 sampai 1947 kompetisi terhenti disebabkan situasi perang. Tahun 1979, kompetisi di tanah air bertambah dengan masuknya kompetisi Galatama yang membolehkan pihak swasta mengelola klub. Namun usia kompetisi Galatama usianya hanya 15 tahun, sebab pada tahun 1994 kompetisi digabung antara Perserikatan dan Galatama.

Dari kompetisi Galatama, telah memunculkan klub-klub yang dikelola pihak swasta di antaranya Warna Agung, Krama Yudha Tiga Berlian, Bandung Raya dan Medan Jaya. Alasan penggabungan dua kompetisi yakni amatir dan profesional itu, dengan alasan adalah fanatisme kompetisi perserikatan masih melekat di masyarakat sepakbola Indonesia. Klub-klub perserikatan masih kokoh di kancah nasional seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, PSMS Medan dan Persebaya Surabaya.

Kompetisi Liga Indonesia yang dimulai 1994 hingga sekarang tidak berjalan mulus. Mulai format kompetisi yang berubah-ubah hingga penundaan kompetisi. Format kompetisi yang menggunakan tiga wilayah, yakni wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah timur.

Pada Liga Indonesia IV tahun 1997-1998, kompetisi dihentikan pada paruh kedua disebabkan kerusuhan nasional yang menyebabkan lengsernya almarhum Suharto sebagai presiden kedua Indonesia. Ketika itu tim Ayam Kinantan memiliki prestasi gemilang meraih juara grup wilayah barat dan berpeluang sebagai finalis. Sebelumnya pada Liga Indonesia III, PSMS nyaris mengalami degradasi, namun berhasil lolos dari lubang djarum setelah memetik kemenagan atas Persib di Bandung.

Awal kompetisi 1994-1995 Persib meraih kampiun pertama dan sekaligus mengukir sejarah bagi Perry Sandria (Persib) menciptakan 34 gol yang sampai saat ini rekor topscorer tersebut belum terpecahkan. Usai dihentikan kompetisi, pada kompetisi 1998-1999 PSMS mengukir prestasi melaju ke semifinal melalui arsitek Suimin Dihardja.

Perjalanan mulus kompetisi kembali terusik tahun 2007. Telatnya kompetisi Liga Indonesia, menjadikan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) memberikan sanksi absennya klub Indonesia di Liga Champions Asia. Kompetisi tercoreng dengan kerusuhan dan tawuran pemain pada babak delapan besar di Stadion Brawijaya Kediri dan Stadion Manahan Solo.

Kerusuhan di Kediri yang rugi miliaran rupiah, kembali terulang kerusuhan suporter pada semifinal yang menelan korban jiwa seorang pendukung Persija Jakarta. PSSI dan BLI serta Mennegpora dalam pertemuan Jumat (8/2) meminta agar pertandingan final tidak digelar di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Sumber : Waspada.co.id

Comments

Leave a Reply

Kami Membutuhkan Komentar Anda Sebagai Ucapan Terima Kasih

Search

Followers