ISL masuk Rekor FIFA

No Comments


Patricio Jimenez Diaz sudah tak asing bagi penggemar sepak bola nasional. Selain memiliki keunikan karena pernah mengeksekusi penalti dalam posisi mata tertutup, keunikan lain defender asal Cile tersebut adalah berganti klub tiap tahun.


Patricio Jimenez kali pertama me­nginjakkan kaki di Indonesia pada 2004. Namun, sampai 2010, dia sudah memperkuat enam klub berbeda.

Kini Bontang FC adalah pemakai jasa pe­main kelahiran Villa Alegre, Cile, 23 Juni 1975, tersebut. Klub yang pernah dibelanya, an­tara lain, Semen Padang, Sriwijaya FC Pa­lembang, Persib Bandung, PSMS Medan, Per­sisam Putra Samarinda, dan Bontang FC.

Namun, gonta-ganti klub itu tidak dise­bab­kan dia tak mendapat tempat di tim utama. Bahkan sebaliknya, setiap klub yang dibe­la­nya selalu menjadikan mualaf yang menikahi wanita Indonesia tersebut sebagai pilihan utama di lini belakang.

Prestasi itulah yang membuat Bontang FC akhirnya mengontrak suami Novia Anggraini tersebut. "Patricio punya kemampuan bagus di lini belakang. Kami memang perlu pemain yang punya pengalaman di pertahanan," kata Andi Faisal Hasdam, general manager Bontang FC.

Bersama Bontang FC, yang dibelanya sejak paro musim ini, Pato -sapaan karib Patricio Jimenez- hanya ingin menyelamatkan timnya dari degradasi. Sebenarnya, prestasi yang ham­pir sama ditunjukkannya tahun lalu saat mem­bela Persisam Putra juga dalam setengah mu­sim dan memberikan gelar juara Divisi Utama.

Namun, bukan itu saja sensasi yang pernah dibuat pria yang senang memelihara rambut gon­drongnya itu. Pemilik nama muslim Mu­hammad tersebut adalah satu-satunya pemain yang mendapat penghargaan dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) atas pres­tasinya mencetak gol penalti dengan cara me­nutup mata. Itu dilakukannya saat mem­be­la Persib Bandung di ajang Copa Indonesia 2007, saat bertemu Persijap Jepara.

"Gol saya itu ternyata diketahui FIFA me­la­lui televisi serta media nasional dan inter­nasional. Waktu itu memang saya sangat percaya diri bisa mencetak gol dengan tutup mata," ucap Pato.

Keunikan lain Pato ternyata tidak habis sampai di situ. Setelah menikah dengan wanita Indonesia, dia memilih menjadikan istrinya sebagai manajer.

Untuk urusan dengan klub yang dibelanya, dia menyerahkan kepada ibu ketiga anaknya itu. "Saya memang sering pindah klub. Itu nor­mal di sepak bola. Siapa yang bisa mem­bayar lebih tinggi itu pasti akan dijadikan pi­lihan," ujar ayah Kelwin, 3; Braiem, 2; ser­ta Petrick, 2 bulan, tersebut.

Sekarang Pato memiliki hasrat pribadi yang tidak berhubungan langsung dengan sepak bola. Dia ingin mendapatkan kewarganegaraan Indonesia. Hal tersebut, menurut dia, bisa menjadikannya lebih tenang.

"Saya mencintai Indonesia. Alhamdulillah, ada aturan yang memungkinkan itu. Semoga saja saya bisa jadi orang Indonesia yang dia­kui pemerintah," ujarnya.

Comments

Leave a Reply

Kami Membutuhkan Komentar Anda Sebagai Ucapan Terima Kasih

Search

Followers